Pada waktunya, seseorang hampir dapat dipastikan akan menikah. Bahkan sebagian di antara kita juga sudah menikah. Namun, dalam pernikahan pastinya banyak persoalan yang terjadi yang mungkin tidak seindah yang dibayangkan sebelumnya. Konflik rumah tangga, konflik dengan mertua, konflik ekonomi dan lain-lain.
Pernikahan pada dasarnya bukan semata-mata pertemuan dua orang saja, namun pernikahan juga merupakan penyatuan dua keluarga besar, yaitu antara keluarga pengantin laki-laki dan keluarga pengantin wanita. Sering kita menemukan, mendengar, membaca, menonton tayangan di televisi bahkan mungkin beberapa di antara kita mengalaminya sendiri mengenai percekcokan antara mertua dan menantu. Adanya ketidak sesuaian perlakuan, sifat maupun karakter di antara keduanya.
Seringkali hal ini menjadi permasalahan yang krusial. Bahkan di beberapa media cetak atau elaktronik kita sering menemukan kasus pembunuhan maupun tindak kekerasan yang terjadi antara mertua dengan menantu atau sebaliknya. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi hal tersebut???
Sekali lagi, “Carilah ilmu sampai negeri CHINA”, berikut cerita dari negeri tersebut mungkin dapat menjawabnya...
=======================================
Ai De Li Liang
(The Power of Love)
Pada jaman dahulu kala, ada seorang wanita cantik yang baru saja menikah dengan seorang pemuda yang sangat dicintainya. Setelah menikah, wanita ini tinggal bersama dengan ibu mertuanya. Dalam perjalanan waktu, banyak sekali kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan ia alami. Banyak terjadi kesalahpahaman, ketidaksesuaian perilaku diantara kedua wanita di rumah tersebut.
Sang ibu mertua nampak selalu berusaha mengendalikan segalanya, ia nampak berusaha mencari-cari kesalahan atas apa yang dilakukan oleh menantunya tersebut. Komentar-komentar tajam, kritikan dan semua kalimat yang bernada menyalahkan selalu keluar dari mulut sang mertua. Perdebatan selalu terjadi setiap hari. Dan ini diperparah dengan posisi suami yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah ini.
Pada akhirnya, sang menantu nampaknya sudah tidak kuat lagi menahan kemarahannya. Hari demi hari, perasaan ingin balas dendam meracuni pikirannya. Dan akhirnya ia pergi mencari sahabat ayahnya yang seorang ahli obat-obatan. Ia menceritakan semua kesedihan dan perasaan tertekannya, “..itulah sebabnya aku sangat mengharapkan bantuan paman, berilah aku sebuah racun dosis tinggi sehingga aku bisa membalaskan dendamku kepada ibu mertua.”.
Setelah berfikir masak-masak, akhirnya sang paman tersenyum bijak dan menjawab, “Baiklah, aku akan memberimu bubuk racun, namun dengan syarat engkau harus mengikuti semua perkataanku.”. Wanita itu mengangguk setuju.
Kemudian, sang paman memberinya penuh sebungkus bubukan (serbuk). “Anakku, untuk membunuh mertuamu, jangan gunakan racun yang sangat kuat ataupun cepat khasiatnya. Orang-orang di sekitarmu akan curiga jika ia tiba-tiba meninggal. Secara langsung mereka akan dengan mudah menuduhmu yang melakukannya. Oleh karena itu, aku memberimu racun yang memiliki reaksi perlahan-lahan namun sangat ampuh. Mulai sekarang, campurkan sedikit demi sedikit dengan makanan ibu mertuamu. Dan ingatlah, engkau yang harus memasaknya sendiri, bukan orang lain,” kata sang paman.
Sebelum wanita itu pergi, sang paman menambahkan, “Untuk menghindari kecurigaanorang lain nantinya, engkau harus memperlakukan ibu mertuamu dengan baik setiap hari, dengan demikian tidak akan muncul pertanyaan maupun duagaan pembunuhan dari orang-orang mengenai kematiannya. Perlakukan ia dengan penuh cinta, hormati dan tunjukkan kelapangan hatimu dengan tidak membantah, hanya memberi untuknya. Perlakukan ia seperti halnya ia adalah ibu kandungmu sendiri.”
Dengan sedikit perasaan senang, wanita cantik itu pulang ke rumahnya. Ia mulai mengikuti seluruh perintah dan perkataan dari sang paman. Setiap hari, ia hidangkan makanan favorit kepada ibu mertuanya dan menghidangkannya dengan penuh hormat. Tanpa terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadi perubahan besar di dalam keluarga tersebut. Merasa diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang, sang ibu mertua merasa tersentuh dan mulai merubah perilakunya terhadap wanita itu.
Segalanya berubah. Sang ibu mertua mulai memperlakukan menantunya seakan-akan anaknya sendiri yang semakin hari semakin dicintainya. di setiap waktu dan kesempatan bersama dengan teman-temannya, sang mertua selalu memuji dan menyanjung-nyanjung menantunya tersebut.
Melihat perubahan yang terjadi pada sikap mertuanya, wanita cantik itu buru-buru pergi menemui paman sang ahli obat-obatan. “Paman, tolong bantu aku, berikan penawar racun yang telah kau berikan kepadaku dulu. Setelah mengikuti apa yang kau perintahkan kepadaku dulu, sekarang ibu mertua telah memperlakukan aku dengan kasih sayang. Akupun telah mulai merasa menyayanginya. Aku tidak mau ia meninggal karena racun yang kuberikan kepadanya setiap hari.”
Sang paman hanya tersenyum dan menjawab, “Sayangku, engkau tidak perlu khawatir. Sebenarnya bubuk yang aku berikan kepadamu bukanlah racun. Serbuk yang aku berikan kepadamu sebenarnya adalah tonik yang dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh untuk kesehatan dan kesegaran mertuamu.” Sang wanita sangat terkejut. “Racun yang sebenarnya adalah sesuatu yang ada pada pikiranmu, tingkah lakumu terhadap mertuamu. Dan sekarang racun itu telah terhapus dengan perasaan cinta dan kasih sayang yang engkau tunjukkan kepadanya.”
====================================
Dari cerita di atas, kita dapat menagkap pelajaran bahwa betapa dahsyatnya kekuatan dari cinta atau kekuatan dari kasih sayang. Cinta dan kasih sayang menampilkan perhatian, ketulusan hati, dan kemaunan berkorban untuk kebaikan bersama. Cinta dan kasih sayang dapat melepaskan kita dari cengkraman kesalahapahaman, menghancurkan dinding ‘perang dingin’, melemahkan kekeraskepalaan srta meluruhkan kebekuan hati. Cinta dan kasih sayang dapat mengundang dan mendatangkan kedamaian, serta menjadikan perbedaan menjadi sebuah kekuatan ke dalam suatu harmoni yang indah. Jika semua dari kita bersedia meberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita setiap hari, maka hal itu akan menjadikan kehidupan kita lebih baik hari demi hari. (dikutip dari 15 Wisdom & Success, diedit oleh DCN-2010)
Love and attention is power!
If all of us are willing to share love and attention towards people around us, then life will be happier and more meaningful.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar